Tepung gaplek (tepung dari ubi kayu) yang minim manfaat, berhasil dimodifikasi menjadi kaya manfaat oleh Achmad Subagio . Doktor ahli kimia pangan ini telah mempresentasikan temuannya tersebut di dunia internasional dan telah diakui
Dr Achmad Subagio MAgr tertarik meneliti tepung gaplek karena menurut dosen di Fakultas Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Jember ini, tepung gaplek atau tepung singkong selama ini dikesankan inferior. “Kesannya selama ini, kalau orang sampai makan gaplek itu kok miskin banget,” kata pria 39 tahun itu.
Padahal, singkong adalah tanaman yang sangat banyak di Indonesia. “Bahkan, menurut data FAO (lembaga PBB yang membidangi masalah pangan) 2004, Indonesia merupakan produsen ubi kayu terbesar di dunia setelah lima negara lain,” katanya.
Karena itu, singkong sebenarnya bisa menjadi alternatif bahan pangan ketika terjadi krisis pangan. “Tapi, orang telanjur lekat dengan kesan bahwa kalau makan tepung gaplek itu ndeso banget,” tandasnya.
Dari sinilah lantas muncul tekad Subagio untuk mengembalikan kejayaan singkong sebagai bahan makanan asli Indonesia.
Dr Achmad Subagio MAgr tertarik meneliti tepung gaplek karena menurut dosen di Fakultas Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Jember ini, tepung gaplek atau tepung singkong selama ini dikesankan inferior. “Kesannya selama ini, kalau orang sampai makan gaplek itu kok miskin banget,” kata pria 39 tahun itu.
Padahal, singkong adalah tanaman yang sangat banyak di Indonesia. “Bahkan, menurut data FAO (lembaga PBB yang membidangi masalah pangan) 2004, Indonesia merupakan produsen ubi kayu terbesar di dunia setelah lima negara lain,” katanya.
Karena itu, singkong sebenarnya bisa menjadi alternatif bahan pangan ketika terjadi krisis pangan. “Tapi, orang telanjur lekat dengan kesan bahwa kalau makan tepung gaplek itu ndeso banget,” tandasnya.
Dari sinilah lantas muncul tekad Subagio untuk mengembalikan kejayaan singkong sebagai bahan makanan asli Indonesia.
Modifikasi Tepung Gaplek oleh Dr Achmad Subagio MAgr
Tepung gaplek (tepung dari ubi kayu) yang minim manfaat, berhasil dimodifikasi menjadi kaya manfaat oleh Achmad Subagio . Doktor ahli kimia pangan ini telah mempresentasikan temuannya tersebut di dunia internasional dan telah diakuiDr Achmad Subagio MAgr tertarik meneliti tepung gaplek karena menurut dosen di Fakultas Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Jember ini, tepung gaplek atau tepung singkong selama ini dikesankan inferior. “Kesannya selama ini, kalau orang sampai makan gaplek itu kok miskin banget,” kata pria 39 tahun itu.
Padahal, singkong adalah tanaman yang sangat banyak di Indonesia. “Bahkan, menurut data FAO (lembaga PBB yang membidangi masalah pangan) 2004, Indonesia merupakan produsen ubi kayu terbesar di dunia setelah lima negara lain,” katanya.
Karena itu, singkong sebenarnya bisa menjadi alternatif bahan pangan ketika terjadi krisis pangan. “Tapi, orang telanjur lekat dengan kesan bahwa kalau makan tepung gaplek itu ndeso banget,” tandasnya.
Dari sinilah lantas muncul tekad Subagio untuk mengembalikan kejayaan singkong sebagai bahan makanan asli Indonesia.
Our Support