Bioetanol Berbahan Singkong
SIDOARJO, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menandatangani nota kesepahaman dengan Institut Teknologi 10 Nopember atau ITS Surabaya tentang pengembangan bioetanol dari bahan singkong gendruwo (Mendioca sao pedro petro). Berdasarkan penelitian ITS, 1 liter bioetanol memiliki kemampuan setara 3 liter minyak tanah.Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan di Pendapa Kabupaten Sidoarjo, Rabu (13/8). Hadir dalam penandatanganan itu Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, Rektor ITS Priyo Suprobo, peneliti bioetanol ITS Sri Nurhatika, serta tim penggerak PKK dari 18 kecamatan di Sidoarjo.
Dalam sambutannya, Win mengatakan, penandatanganan itu bertujuan untuk mengembangkan energi alternatif yang mudah didapat dan berbiaya murah di Sidoarjo. Menurut dia, di tengah kelangkaan minyak tanah, bioetanol dapat menjadi pengganti minyak tanah.
Bioetanol itu akan diuji di 18 kecamatan. ”Melalui gerakan ini, sekaligus kami sosialisasikan pembentukan desa mandiri energi di masing-masing
Pemkab Sidoarjo juga menandatangani kerja sama dengan Koperasi Manunggal Sejahtera untuk pengadaan kompor berbahan bakar bioetanol. Jika respons masyarakat positif terhadap penggunaan bioetanol, katanya, bioetanol berikut kompornya akan diproduksi secara massal.
Nurhatika menjelaskan, untuk membuat 1 liter bioetanol butuh 6,5 kilogram singkong gendruwo, harganya Rp 600 per kilogram. Pembuatan bioetanol dari singkong butuh waktu 10 hari.
”Hasilnya, akan keluar bioetanol berkadar 7 hingga 11 persen. Untuk dibuat menjadi 95 persen harus melalui proses destilasi,” ujar Nurhatika.
Menurut Nurhatika, kelebihan bioetanol dibanding minyak tanah adalah api berwarna biru sehingga tidak menghanguskan alat masak. Bahan bakar dari bioetanol juga tidak berbau dan mudah dipadamkan dengan air.
0 comments
Post a Comment